Timnas Indonesia yang telah menjalani "hajatan" AFF Cup sebagai runner up, masih terdengar ingar bingarnya diantara para penikmat sepak bola tanah air. Munculnya nama-nama baru , katakanlah Christian Gonzales dan Irfan Bachdim berhasil menyedot perhatian hampir semua elemen masyarakat Indonesia.
Untuk nama yang terakhir ini yang mungkin paling disoroti bangsa Indonesia, terutama kaum hawa. Memang pemain blasteran Indonesia Belanda ini sedang ditimpa masalah berkaitan dengan timnya Persema Malang yang membelot jalur ketetapan PSSI dengan ikut Liga Premier Indonesia (LPI).
Masyarakat Indonesia saaat ini butuh perubahan di bidang sepak bola. LPI di mata para insan sepak bola tanah air dianggap membawa perubahan tersebut. Kita bisa amati dari pembukaan Liga Premier Indonesia di Stadion Manahan, Solo pada 8 Januari 2011 silam yang berlangsung sangat membuat masyarakat Solo antusisas menyaksikan pertandingan antara Solo FC melawan Persema Malang yang walaupun akhirnya tuan rumah Solo FC menelan kekalahan telak 1-5 dari tim tamu lewat gol yang dicetak oleh Jaya Teguh Angga, Irfan Bachdim (2), Robbie Gaspar, ditutup oleh M. Kamri. Dan gol hiburan Solo FC diciptakan oleh Yunet Hardianto, setidaknya pertandingan berjalan sportif dan sangat kondusif.
Tak ada tawuran karena kekalahan, semua pulang dengan raut wajah senang walaupun selama pertandingan berlangsung Stadion Manahan diguyur hujan, akan tetapi antusias penonton yang tak meninggalkan lapangan memberikan nuansa baru akan persepakbolaan Indonesia.
Protes terhadap ketua PSSI (nurdin halid) yang menyatakan bahwa pemain yang bermain di LPI tidak boleh membela timnas Indonesia pun mengucur deras. Semua elemen masyarakat terus bersatu padu demi perubahan sepak bola di negeri ini.
Mereka begitu berharap agar PSSI merevolusi badan yang saat ini mereka duduki. Lalu, akankah protes ini berakhir? sepertinya tidak. Protes ini mungkin akan berlanjut pada hari-hari berikutnya pada gelaran LPI. Karena semua lapisan masyarakat kini percaya Indonesia bisa memajukan sepak bola dengan syarat, embel-embel panji ke profesionalan sepak bola yang diusung LPI bisa dikonsitenkan.
Apakah Pancasila akan kalah dengan sepak bola? suatu pernyataan yang lucu yang harusnya bisa dijawab oleh warga negeri gemah ripah loh jinawi kita ini.
Sumber : http://arifebri.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar
JANGAN LUPA Tinggalkan Komentar di Blog ini.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA....